Selasa, 30 Juni 2015

Rumahku Basecamp-ku

"Aduh!, susah banget ngumpulin anak-anak. Beginilah kalau anak-anak sudah pada besar, sudah pada punya kesibukan sendiri." 
Itu sepenggal keluhan ibu saya, semenjak anak-anaknya dewasa, punya kesibukan masing-masing bahkan ada yang merantau keluar kota, semenjak itulah waktu berkumpul keluarga menjadi langka. Mungkin keluhan ini juga jadi keluhan ibu-ibu lain di luar sana.

Saya, seorang pegawai, sebagian besar waktu banyak saya habiskan di luar rumah, untuk bekerja, termasuk waktu tempuh rumah - kantor - rumah yang tak pernah tanpa kemacetan lalu lintas. Ketika weekend, masih ada saja kegiatan yang menyita waktu di luar rumah. Biasanya hang out bareng teman-teman, tujuannya apa lagi kalau bukan refreshing. Dalam seminggu, hanya 1 hari yang saya gunakan untuk full seharian di rumah.

Adik bungsu sedang kuliah di Surabaya, 6 bulan sekali baru kembali ke rumah. Hanya si tengah yang banyak menghabiskan waktu di rumah, dia seorang businesswoman yang bisa mengendalikan usahanya via gadget dari mana saja, mayoritas dari dalam rumah.

Alhamdulillah, ada bulan Ramadhan. Di bulan ini, kami punya banyak waktu untuk berkumpul, berbagi cerita, beribadah bersama, dan bahu membahu sebagai sebuah keluarga. Adik bungsu yang kuliah di ITS libur semester, rutinitas saya mengalami perubahan, jam pulang kantor dipercepat jadi pukul 16.00. Biasanya, pukul 17.30 saya masih berdesak-desakan di bis yang terjebak macet, khusus di bulan Ramadhan, jam segitu saya sudah di rumah, membantu ibu menyiapkan buka puasa dan menu makan malam di dapur basah.

Dapur basah.
Tempat saya biasa bantu ibu menyiapkan menu buka puasa dan makan malam.

Rumah Kami di Bulan Ramadhan

Apa yang paling membahagiakan saat bulan Ramadhan?. Di bulan inilah makna rumah kembali dimaknai. Bukan sekedar tempat pulang, tempat tidur, tempat berkumpul keluarga. Rumah merupakan base camp tempat melatih kekompakan sebuah tim yang bernama keluarga.

Kami tidak punya PRT full time, sehingga menyiapkan buka puasa serta menu makan malam dan sahur menjadi keseruan bagi kami. Tentu saja seru, sebab semua anggota keluarga terlibat. Kami berbagi tugas, biasanya saya membantu ibu mengolah hidangan, adik perempuan saya bertugas menyajikan di atas meja makan, setelah hidangan habis maka giliran adik laki-laki saya mencuci piring-piring dan gelas-gelas kotor, saya membantunya merapihkan meja makan, kalau bapak kebagian tugas mengantar ibu membeli bahan-bahan yang akan diolah.

Bisa ditebak, dimana ruangan favorit di rumah kami?.... Tepat!,  selama bulan Ramadhan ruangan favorit di rumah kami adalah di sekitar dapur dan meja makan. Di sinilah jalinan kehangatan, kedekatan, dan kekompakan dieratkan kembali.

Ruangan favorit di rumah kami selama bulan Ramadhan, sekitar dapur dan meja makan.

Selama Ramadhan, dalam sehari ada 3 kesempatan kami makan bersama : saat sahur, buka puasa, dan makan malam. Selain bulan Ramadhan, dalam sehari hampir tak pernah bisa saya makan bersama keluarga, sebab sarapan sendiri, makan siang di kantor, dan lebih sering makan malam di luar sambil melanjutkan obrolan dengan teman-teman sedivisi.

Oh ya!, kami punya kegiatan refreshing khusus di bulan Ramadhan, refreshing yang kami lakukan di sekitar dapur dan meja makan. Bikin kue Lebaran, sudah kami mulai sejak weekend pertama Ramadhan, biar gak keteter, maklum tamu-tamu dan saudara-saudara kami pasti banyak yang berkunjung ke rumah saat Lebaran. Walaupun hanya di dalam rumah dan pastinya dapur kering serta meja makan jadi super berantakan, kami sangat enjoy dan happy. Kalau tidak di bulan Ramadhan, kapan lagi bisa kumpul sekeluarga dan kerja bakti di rumah sendiri.

Dapur kering, ada oven dan microwave, makanya bikin kue Lebaran di sini.
Meja makan jadi super berantakan pas bikin kue Lebaran.
Kue Lebaran siap dioven.
Daaan...inilah hasilnya, baru jadi 1 toples.

"Tunggu Bulan Ramadhan Aja, Bu!."

Baiti jannati, rumahku surgaku. Itu kata mutiara Arab. Kalau kata saya, rumahku basecampku. Tiap kali ibu tidak berhasil mengumpulkan anak-anaknya yang kian dewasa dan punya kesibukan masing-masing, kita jawab "Tunggu bulan Ramadhan aja, Bu!". Sesibuk apapun kami dengan rutinitas maisng-masing, di bulan Ramadhan pasti kembali ke basecamp untuk melatih kekompakan, mempererat kembali jalinan kedekatan dan kehangatan, agar mendapat makna baru dari rumah.

Bulan Ramadhan selalu kami nantikan.

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Rabu, 24 Juni 2015

Mandi Ya, Puusss!!!

Cerita tentang Gery, si kucing super pintar. Kali ini dia mandi. Kebetulan saya sudah punya langganan, Mas Teguh namanya, dulu dia mandiin Snowy. Setelah Snowy mati pada Oktober 2012, otomatis gak pernah manggil Mas Teguh lagi, untung nomer HPnya masih disave.

Mas Teguh ini bukan dari pet shop, dia menjual jasanya untuk memandikan hewan peliharaan. Pengalaman saya menggunakan jasanya waktu mengurus Snowy dulu, Mas Teguh gak cuma mandiin, tapi ngobatin telinga Snowy yang sakit, bawa ke dokter hewan, sampai pas Snowy mati pun Mas Teguh yang menguburkan di halaman depan rumah. Mas Teguh direkomendasikan sama tetangga sebelah rumah saya, dan tetangga saya memang merekomendasikan orang yang tepat, karena Mas Teguh orangnya halus dan telaten soal ngurus peliharaan.

Dikira Mas Teguh, Gery sejenis kucing angora yang bulunya lebat unyu-unyu, ternyata bukan. Jadi cara mandiinnya juga beda. Awalnya Mas Teguh sempat nanya "Kucing ini takut air gak ya?", karena kalau takut air berarti mandinya mandi kering, cukup disemprot sama cairan seperti parfum.

Pertama-tama, kuku-kuku Gery dipotong. Kukunya sudah panjang dan tajam, yang ngeselin tuh kalau Gery cakar-cakar kursi, kalau sofa biasa masih bisa dimaafkan, nah ini Chesterfield yang dijadiin sasaran cakar, bisa-bisa Gery dijadiin sasaran murka sama ibu saya. He..hee..heee....

Treatment kedua, telinganya dibersihkan dengan kapas. Gery dipengangin sama Mas Teguh dan dia lulut banget sama Mas Teguh. Treatment ketiga, barulah dimandiin. Pada proses ini, Gery pengen kabur melulu, tandanya dia gak suka air. Jadi harus dipasang kalung dan tali seperti anjing yang sedang diajak jalan-jalan. Badan Gery juga dipegangin sama Mas Teguh, untungnya Gery gak terlalu brontak-brontak sih.

Gery lagi mandi. 

Gery dihair dryer.
Disiram air dengan selang, dikasih shampo, dibilas, terakhir dikeringkan dengan handuk, dan dihair dryer sebentar. Kok mirip manusia habis keramas ya?!, hi..hi..hi..., kalau Snowy dulu langsung dihair dryer tanpa dihandukin.

Nah!, selesailah sudah acara memandikan kucing, gantenglah kembali Gery jadinya. Ongkosnya Rp. 65.000, entah lebih murah atau sama dengan ongkos memandikan kucing di pet shop, tapi pengalaman memandikan Snowy dulu, tarif Mas Teguh lebih murah ketimbang tarif pet shop, kalau di pet shop Rp. 70.000 sedangkan Mas Teguh hanya Rp. 50.000, itupun sekalian bersihin dan nyikat kandang. 

Daaaann selesai mandi....mentang-mentang sudah keren, bulunya halus kembali, Gery langsung kelayapan. Balik ke rumah pas perutnya terasa lapar, dikasih makan yang rada banyak, sebagai reward karena dia gak brontak-brontak pas mandi walaupun gak suka air. Selesai makan, kenyaaang... Dan tidur pulaaaas.

Kalau Gery lagi tidur, rumah serasa miliknya sendiri. He..hee...heee....

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Selasa, 23 Juni 2015

Be-Qyu Resto & Cafe : Senyaman Makan di Rumah

Ada yang sering makan di luar bareng keluarga?. Atau ada yang berencana buka bareng?. Family gathering?. Arisan?. Ulang tahun anak?.

Saya mau sharing pengalaman dan kesan tentang resto yang cocok untuk tempat ngadain buka bareng, family gathering, arisan, ulang tahun anak, ataupun sekedar makan di luar bareng keluarga. Kebetulan saya biasa dinner sambil family gathering ataupun menjamu tamu di resto ini.

Be-Qyu Resto & Cafe. Lokasinya di Jl. Karang Tengah Raya no. 4, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Kenapa cocok untuk acara buka bareng, family gathering, arisan, atau ulang tahun anak?. Pertama, letaknya di pinggir jalan raya, jadi lokasinya mudah ditemukan, gak pake nyasar. Kedua, tempat parkirnya luas. Ketiga, kapasitasnya besar, tersedia ruang pertemuan dan swimming pool. Keempat, tempat yang nyaman. Kelima, dilengkapi fasilitas tambahan seperti toilet dan mushola.

Gambar diambil dari sini

Bicara soal nyaman, makan di Be-Qyu senyaman makan di rumah. Suasana ruang makan utamanya, hiasan-hiasan dindingnya, keramahan para pelayan, seolah memindahkan atmosfer kenyamanan rumah dan disajikan kembali di resto ini. Tidak heran kalau banyak pengunjung yang sangat menikmati makan plus ngobrol-ngobrol bersama keluarga di Be-Qyu.

Saya membagi menu yang disajikan Be-Qyu menjadi 2 jenis, yaitu western cuisine dan Indonesian cuisine. Untuk western cuisine, yang paling enak adalah carbonara dan chicken gordon blue. Sedangkan untuk Indonesian cuisine, yang paling enak adalah ayam matah dan kwetiauw, ini yang selalu saya pesan setiap makan di Be-Qyu. Appetizer dan dessertnya juga menggiurkan, sayangnya bitterballen akhir-akhir ini selalu kosong, entah sold out atau dihapus dari menu. Harga mulai dari Rp. 25.000 sampai Rp 50.000.

Ayam matah.
Ayamnya OK, sambal matahnya nyaam...nyaaam banget.

Kwetiauw.
Beberapa orang saudara yang pernah diajak makan di Be-Qyu ikutan pesan kwetiauw,
komentar mereka sama : Enak banget!.

Appetizer.

Dessert.
Waktu iseng-iseng googling  Be-Qyu, rupanya ada Twitter @BeqyuResto, tapi nampaknya penggunaannya belum dioptimalkan. Andai Twitter ini dioptimalkan, alangkah mudahnya para pelanggan mengecek menu apa yang recommended atau sekedar kontak untuk booking tempat.

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Senin, 22 Juni 2015

Sabtu Bersama Bapak : Wujud Sayang yang Tak Lekang

Tulisan ini bentuk apresiasi saya terhadap novel Sabtu Bersama Bapak karya Adhitya Mulya. Novel yang meninggalkan kesan haru mendalam seusai membacanya.



Sabtu Bersama Bapak berkisah tentang keluarga Garnida. Bapak, Gunawan Garnida, divonis kanker dan hanya dapat bertahan hidup 1 tahun lagi, saat itu 2 anak laki-laki mereka, Satya dan Cakra, masih kecil. Hebatnya Pak Gunawan, dia tidak mau kalah dengan kanker dan kenyataan pahit bahwa sisa hidupnya tinggal 1 tahun lagi. Di Indonesia, sosok seperti Pak Gunawan ini identik dengan pengusaha sukses yang mampu membalik keadaan, dari kondisi kurang menguntungkan menjadi mendatangkan untung.

Sadar bahwa hanya punya waktu 1 tahun lagi bersama keluarganya, alih-alih terpuruk sedih, Pak Gunawan justru bertekad memanfaatkan 1 tahun terakhir sebagai 1 tahun terbaik untuknya, Bu Itje Garnida, Satya, serta Cakra. Mulai dari mempersiapkan masa depan keuangan keluarga, Pak Gunawan tidak mau sepeninggalnya nanti keluarganya menjadi beban orang lain, hingga meninggalkan rekaman pesan-pesan untuk Satya dan Cakra.

Rekaman pesan-pesan inilah yang menjadi warisan paling berharga dari Pak Gunawan. Rekaman pesan-pesan inilah yang menemani Satya dan Cakra tumbuh besar. Rekaman pesan-pesan inilah yang menyelamatkan rumah tangga Satya dari perpecahan. Rekaman pesan-pesan inilah yang membantu Cakra mempersiapkan masa depan rumah tangganya. Beberapa pesan Satya sampaikan juga ke anak-anaknya. Bahkan ada sebuah pesan yang Cakra share manfaatnya ke anak buah di kantor.

Padahal niat Pak Gunawan merekam pesan-pesan hanyalah untuk menemani Satya dan Cakra dari kecil (sejak Pak Gunawan meninggal) hingga akan menikah. Rupanya manfaat rekaman pesan-pesan Pak Gunawan lebih besar dari niat awalnya. Bahkan menjadi wujud sayang yang tak lekang.

Jika kebanyakan pembaca ngefans sama sosok Satya atau menjadikan Cakra sebagai sosok suami idaman, saya justru sangat mengagumi sosok Pak Gunawan. Dari beliaulah terbentuk sosok-sosok mengagumkan : Ibu Itje, single mom yang tegar dan mandiri, Satya, Kakang kasep yang bersedia menekan egonya demi keharmonisan keluarga, serta Cakra, mantan jomblo ngenes yang paling beruntung karena akhirnya berhasil mendapatkan istri secantik dan sebaik Ayu.

Saya menantikan novel Sabtu Bersama Bapak ini difilmkan.

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Minggu, 21 Juni 2015

Probation Period

Apa itu probation period?

Probation period atau masa percobaan adalah masa dimana karyawan baru dievaluasi kesesuaiannya dengan pekerjaan atau jabatan yang diemban. Selama probation period, karyawan belum menyandang status karyawan tetap. Apabila karyawan lulus probation period barulah diangkat menjadi karyawan tetap, jika tidak lulus maka dipersilakan mencari pekerjaan di tempat lain. Ya kasarnya sih dipecat, makanya harus cari pekerjaan di tempat lain.

Banyak yang bilang, probation period merupakan masa-masa krusial, sebab inilah saat-saat peniliaian kinerja (calon) karyawan oleh perusahaan, otomatis karyawan baru harus selalu tampil prima, unjuk kualitas kerja, dan mampu mengambil hati atasan. Tapi perlu diingat penilaian tidak searah, hanya dari perusahaan kepada karyawan, saat probation period karyawan juga berhak menilai perusahaan. Apa yang dinilai?, bisa kesesuaian pekerjaan, membandingkan beban kerja atau cara kerja (effort) dengan gaji yang diterima, suasana kantor, dan lain sebagainya.

Oh ya, sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 (UU Ketenagakerjaan), masa percobaan paling lama 3 bulan, itupun tidak boleh diberlakukan untuk perjanjian kerja waktu tertentu misalnya freelancer yang kontraknya per proyek selama beberapa bulan.



Saya pernah menemukan kasus-kasus unik seputar probation period. Maksud unik di sini adalah hal-hal ringan yang berakibat tidak lulusnya seseorang dalam probation period. Akan saya bagikan melalui tulisan ini. Semoga bermanfaat!.

1. Lupa Silent HP
Kasus :
Suatu ketika, si karyawan baru diajak gabung dalam sebuah meeting oleh usernya (atasan langsung). Mungkin hari ini adalah hari sialnya, dia lupa silent HP, padahal biasanya dia selalu silent HP pada jam kerja termasuk di mushola saat sholat. Di tengah-tengah meeting, HPnya berdering nyaring. Selesai meeting langsung dapat teguran dari user, setelah itu semua nampak baik-baik saja sampai hari penentuan tiba. Si karyawan dinyatakan tidak lulus masa percobaan, alasannya karena bersikap tidak profesional, dering HPnya mengganggu meeting.
Hikmah :
Walaupun itu accident yang betul-betul tidak disengaja dan sebetulnya klien di forum meeting pun tidak terganggu atau marah karena dering HP, nyatanya dunia kerja benar-benar menuntut profesionalisme.
Menjadi tantangan tersendiri bagi para fresh graduate untuk mengganti habit mahasiswa dengan habit profesional. Misalnya, ke kampus biasa pakai celana jeans, pas kerja malah ada aturan wajib menggunakan celana bahan. Ringan dan sepele, tapi bisa berpengaruh besar. Dibutuhkan kecepatan dan ketepatan beradaptasi.

2. Miss Communication Soal Izin
Kasus :
Ini lebih sial dibanding kasus lupa silent HP. Cerita tentang seorang karyawan baru di sebuah small company. Suatu hari mengajukan izin ke HRD, 2 minggu lagi akan ada acara keluarga di luar kota, minta izin 1 hari saja dan oleh HRD izin itu dikabulkan. Sebetulnya ini kesalahan HRD, karyawan dalam masa percobaan jelas belum berhak mengajukan cuti atau izin. H-1 izin, si bos mengetahui dan marah besar sebab karyawan dalam masa percobaan belum berhak mengajukan izin. Akhirnya karyawan ini membatalkan izinnya, tapi bos malah menambah masa percobaannya dengan alasan memberi waktu tambahan untuk memperbaiki performa kerja, total masa percobaannya jadi 4 bulan. Hal ini juga tidak tepat sebab mengacu pada pasal 60 UU Ketenagakerjaan masa percobaan paling lama 3 bulan, toh (jika penambahan masa percobaan ini murni didasarkan pada niat baik) kejadian ini terjadi di bulan ke-2 masa percobaan, masih ada 1 bulan setelahnya. Ujung-ujungnya, karyawan ini tetap dinyatakan tidak lulus probation period.
Hikmah :
Baca dan pahamilah aturan kerja, biasanya terangkum dalam Peraturan Perusahaan. Lebih baik lagi jika membaca dan memahami UU Ketenagakerjaan. Sebagai karyawan, alangkah baiknya jika kita lebih mengerti hak dan kewajiban kita, jangan 100% percaya dan berpasrah diri pada HRD.
Dalam kasus ini, entah HRD melakukan kesalahan dengan mengabulkan izin yang diajukan atau HRD diam-diam menilai si karyawan baru. Yang jelas HRD tidak mencegah bos saat menambah masa percobaan merupakan tindakan yang kurang tepat.

3. Main Game di Waktu Senggang
Kasus :
Fresh graduate mengawali hari-hari pertamanya di kantor dengan bengong karena belum ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Sebetulnya kasihan juga ngeliatnya, kenalan ke sana ke sini sambil nanya "Ada kerjaan yang bisa dibantu?" kemudian memperoleh gelengan kepala serta senyuman. Akhirnya dia memutuskan untuk main game online. Sekali, dua kali, tiga kali OK-OK saja. Tanpa disadari, terlihat oleh Direktur, keesokannya komputer lenyap dari meja kerjanya, diganti oleh laptop operasional yang dipinjamkan khusus hari itu saja, seterusnya dia harus bawa laptop sendiri. Bisa ditebak, apa hasil yang diterima saat hari penentuan di akhir masa percobaan.
Hikmah :
Kasus ini mirip-mirip kasus pertama, terkait tuntutan bersikap profesional. Awal-awal masuk kerja memang jadi sesuatu yang mendebarkan karena akan bertemu orang-orang baru, bos baru, lingkungan baru. Kalau masih banyak waktu luang karena belum diberi pekerjaan, lebih baik manfaatkan waktu untuk orientasi. Selain berkenalan, banyak-banyaklah mengamati.

4. Tidak Mirip Senior
Kasus :
Karyawan baru dinyatakan tidak lulus masa percobaan karena tidak mirip (menyerupai) seniornya. Yang disebut senior adalah karyawan lain yang sudah bekerja lebih dulu beberapa tahun dari si karyawan baru, mereka bertugas di divisi yang sama. Mirip (menyerupai) dalam hal apa?, rupanya lebih kepada hal penampilan dan karakter. Penilaian ini amat sangat subyektif dan mengabaikan penilaian kemampuan kerja.
Hikmah :
Beradaptasi merupakan hal yang harus dilakukan dengan baik agar kita dapat diterima dengan baik oleh lingkungan sekitar, tapi beradaptasi tidak sama dengan menduplikasi. Kalau hanya mengubah penampilan, itu masih mungkin, tapi untuk mengubah karakter, berarti harus kehilangan diri sendiri.

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Sabtu, 20 Juni 2015

Engeline-Engeline Lain




Baru menyempatkan diri berkomentar soal kasus kematian Engeline. Jujur, saya enggan mengikuti perkembangan kasusnya, ya selintas saja sih. Bukan apa-apa, saya hanya tidak tega melihat perlakuan keji yang dialami Engeline, hati rasanya ikut teriris dan kadang spontan menangis.

Gadis kecil, terlahir dari kedua orangtua beragama Islam asal Banyuwangi, karena alasan kesulitan ekonomi, sejak usia 3 hari Engeline diadopsi pasangan suami istri WNA - WNI yang non muslim. Oleh orangtua angkat, orangtua kandungnya tak diizinkan menengok sang putri, otomatis kontak Engeline dengan orangtua kandungnya terputus. Di satu sisi Engeline sungguh beruntung, sebab ayah angkatnya sangat menyayanginya, tak tanggung-tanggung sang ayah angkat mewariskan 60% harta peninggalannya untuk Engeline, sedangkan sang ibu angkat dan anak-anak bawaannya harus berbagi 40% sisanya.

Tak disangka, dari 60% harta peninggalan mendiang ayah angkatnya itulah malapetaka bermula, hingga berakhir dengan hilang nyawa. Ibu angkat dan anak-anak bawaannya merasa iri dan berusaha mengambil jatah Engeline, inilah alasan mereka bersekongkol melenyapkan gadis mungil berwajah tirus itu. Lalu terungkap bahwa banyak penyimpangan hukum dalam proses adopsi bayi Engeline pada 8 tahun silam.

Guru dan teman-teman sekelasnya sempat melihat kondisi murung Engeline dan penampilan acak-acakan tanda ia tak terawat, bahkan beberapa mantan PRT ada yang pernah menyaksikan langsung saat Engeline dipukuli oleh ibu angkatnya. Sayangnya, mereka semua tak dapat bertindak banyak demi keselamatan Engeline. 

Kisah Nyata

Saya ingin curhat, saya pernah menjadi saksi dari tindak KDRT. Ceritanya, saat saya masih kuliah dan tinggal di rumah kos. Awalnya, teman sebelah kamar adalah mahasiswi, lama kelamaan kok ibunya ikut ngekos juga, bawa 2 orang cucu, 1 anak perempuan usia 4 tahun (sebut saja Mawar) dan 1 anak laki-laki usia 1 tahun (sebut saja Dave).

Sejak saat itu, sering terdengar suara orang marah-marah, bentak-bentak, dan anak kecil menangis. Awalnya kita (saya dan teman-teman di kosan) cuek, lama kelamaan mulai terganggu. Ributnya tak kenal waktu, pagi saat bersiap beraktifitas, di akhir sore ketika sedang khusyu' sholat maghrib, sampai tengah malam waktunya orang tidur. Saya cukup terganggu karena kamar saya bersebelahan dengan kamar mereka, suara-suara ribut mampir ke telinga saya hampir 3 kali sehari seperti orang minum obat. Cukup menyiksa di telinga, si nenek teriak "Dasar anak bandel!, kaya' ibumu. Saya pukulin kamu sampai mampus!", si Mawar jerit-jerit "Ampun!, sakit!".

Itu baru suaranya saja. Hampir setiap hari juga, Mawar, yang sudah sekolah TK, sepulang sekolah telantar di ruang tamu rumah kos. Kamar kosnya terkunci karena sang nenek pergi berjualan, Dave selalu diajak, sore baru kembali. Dibekali uang Rp. 10.000 untuk makan siang sendiri di warteg. Beberapa anak kos kadang bergantian mengasuhnya, misalnya membolehkan Mawar tidur siang di kamar, atau membolehkan Mawar numpang pipis di kamar mandi, pernah loh Mawar terpaksa pipis di got gara-gara kebelet tapi kamarnya dikunci sama neneknya yang lagi jualan. Beberapa orang di antara kita ada yang menemukan biru-biru di tubuh Mawar. Waktu itu teman saya langsung tanya ke Mawar "Kenapa pipi kamu?" dan dengan polosnya Mawar jawab "Pipiku dipukul nenek semalem, gara-gara aku ngompol".

Oh ya!, kamar mereka bertipe paviliun, terpisah dari rumah induk, ada garasi dan pagar sendiri. Ini yang membuat kita tambah segan melerai keributan, walaupun kadang si nenek tidak sungkan memaki cucu-cucunya saat anak-anak kos sedang berdiri di halaman tepat di depan pagar paviliunnya. Tetap saja kita rikuh kalau menerobos pagar orang lain.

Apa tindakan saya dan teman-teman lainnya?. Kita sudah melapor ke BBH (Biro Bantuan Hukum) terdekat, orang BBH pun sudah sempat datang ke kosan. Saat orang BBH bicara dengan Bapak Kos, eh Bapak Kos malah marah-marah. Menyudutkan kita, khususnya saya yang punya ide untuk lapor ke BBH. Bapak Kos bilang kita ini mahasiswa yang kurang kerjaan makanya ngurusin urusan rumah tangga orang. Si nenek memang terkenal galak, dugaan kita Bapak Kos takut dengan si nenek, makanya enggan dilibatkan dan melarang kita melapor ke BBH.

"Asal tau ya, Pak!. Di kosan ini ada yang sering berantem sama cowoknya di dalam kamar, cowoknya teriak-teriak dan dia nangis-nangis, berisiknya kedengeran sampai ke luar, tapi saya gak pernah lapor, gak pernah protes. Itu karena mereka sama-sama orang dewasa, kalau yang satu orang dewasa dan yang lain anak kecil kan itu gak seimbang, pasti anak-anak kecil itu kalah". Itu jawaban saya atas pendapat sinis Bapak Kos, tapi tetap saja kita dan orang BBH akhirnya bubar jalan. Tidak ada follow up dan tindakan apapun untuk mencegah KDRT ini, keributan, pemukulan, dan tangisan tetap terjadi setiap hari.

Sampai suatu hari, entah kenapa si nenek curhat ke anak-anak kos, tentang masalah keluarganya. Kita melihatnya seperti si nenek sedang press conference. Anak perempuan si nenek, ibu dari Mawar dan Dave, menikah dengan laki-laki yang tidak disetujui keluarga, mereka bercerai setelah punya 2 anak. Karena ibu Mawar dan Dave harus kerja, anak-anaknya dititipkan ke si nenek yang hanya tinggal di sepetak kamar kos mahasiswa, menggantikan anak keduanya yang dulu kos di kamar itu dan sudah lulus kuliah. Begitu cerita si nenek.

Saya sempat kasih saran ke si nenek, saya tidak berani menasehatinya karena beliau jauh lebih tua dari saya. "Anak-anak ini gak pernah minta dilahirkan, kalaupun bisa meminta, mereka gak mau lahir dalam kondisi begini. Kalau kesal sama anak dan mantan menantu, jangan dilampiaskan ke cucu, mereka gak ngerti apa-apa".

Pasca si nenek curhat, kondisi tidak lebih membaik. Kurang lebih tetap sama. Sikap Bapak Kos juga makin aneh, dia sering melarang Mawar main ke kamar kita, padahal biasanya Mawar sering numpang pipis atau tidur siang, alasannya nanti mengganggu anak-anak kos. Dengan kondisi seperti ini, apa yang bisa kita lakukan hanya sebatas memberi tumpangan tidur siang dan pipis bagi Mawar, kadang jika kita delivery order makan siang, biasanya Mawar kita belikan juga seporsi, kita ajak makan bareng. Sampai dengan saya kembali ke Jakarta, karena lulus dan dapat kerja di sana, kondisi terakhir masih tetap sama.



Kita Peduli?

Jadi, apakah kita sudah cukup peduli pada tindak KDRT?. Saat kasus Engeline ramai, nasib Mawar dan Dave terbayang kembali di ingatan saya. Sedikit rasa sesal menelusup, kepedulian saya kurang maksimal, keberanian saya tidak total.

Jika pemerintah berencana merevisi UU Perlindungan Anak (atau UU PKDRT juga, suatu saat nanti), alangkah baiknya memaksimalkan upaya penyadaran masyarakat terhadap tindak KDRT, apa langkah yang harus mereka ambil jika menyaksikan atau bahkan menjadi korban KDRT, bagaimana jika tindakan positif mereka justru tidak didukung seperti tindakan saya dan teman-teman yang menuai cela dari Bapak Kos.

Semoga Engeline yang terkubur di halaman rumahnya di Bali itu adalah korban terakhir, begitu harapan hampir semua orang. Berharap saja tidaklah cukup untuk menjadikan Engeline sebagai korban terakhir tindak kekerasan terhadap anak, sangat dibutuhkan kepedulian dan keberanian bertindak. Masih banyak Engeline-Engeline lain di negeri ini yang butuh pertolongan, masih banyak pula dari kita yang belum berani bertindak maksimal dalam memberikan pertolongan.

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Minggu, 07 Juni 2015

Lomba Berbuat Baik

Halo!. Ini tulisan singkat tentang hikmah yang didapat dari aktifitas panjang di hari Minggu.

Jam 6 pagi sudah meluncur ke Blok M Square demi sebuah pengalaman baru, blusukan di pasar kue subuh Blok M bareng ibu, adik, dan tante saya. Suasana di sana ramai, banyak kue yang rasanya enak dan harganya murah. Kebetulan butuh banyak kue untuk acara family gathering.

Selain ketemu kue-kue yang enak-enak dan murah-murah tadi, kita juga ketemu seorang bapak tua. Dia menjajakan jasanya untuk membawakan barang-barang belanjaan, istilah kerennya carry boy alias tukang angkut di pasar.

Sesuai kebiasaan, selain menemani belanja, saya juga mengamati keadaan sekitar. Pagi ini, Alloh mengarahkan mata saya untuk mengamati bapak tua tadi. Dari ribuan pengunjung, sedikit sekali yang menerima tawaran jasa bapak tua itu. Dia lebih banyak mendapat gelengan kepala daripada uang sebagai bayaran atas jasa angkutnya.

Ada rasa iba menyeruak dari benak saya, tapi kami tidak membutuhkan jasanya, sebab kami beruntung mendapat tempat parkir yang sangat dekat dengan lapak-lapak, jadi barang-barang belanjaan yang banyak dan berat langsung kami simpan di bagasi mobil, kemudian lanjut belanja lagi. Saya niatkan dalam hati, someday kalau ikut belanja ke pasar kue subuh lagi, saya akan cari Pak Tua ini, barangkali ketemu lagi nanti.

Sampai akhirnya, saya dan adik saya melihat bapak tua tadi mencoba mengumpulkan kardus-kardus bekas, hanya dapat 1 kardus bekas, langsung dijualnya ke pengepul kardus dan ditolak juga oleh si pengepul sebab baru dapat 1 kardus, disuruh kembali lagi kalau sudah dapat banyak kardus bekas. Sepertinya dia mencoba mengumpulkan kardus bekas karena belum dapat uang dari menjajakan jasa sebagai carry boy.

Adik saya tipikal otak kanan dalam bersedekah, maksudnya tidak hitung-hitungan, tanpa ragu, dan tidak menunda-nuda. Adik saya langsung memanggil bapak tua tadi, memintanya membawakan barang belanjaan kami yang sebetulnya bisa kami bawa sendiri. Saya salut dengan adik saya.

Selesai bapak tua itu memasukkan barang belanjaan kami ke bagasi mobil, adik saya memberikan 3 lembar Rp 10.000 yang disambut ekspresi gembira si bapak tua. Kardus bekas yang tadi hendak dijualnya malah diberikan ke adik saya, katanya bisa untuk menyimpan barang di rumah. Benar memang, kardus bekas itu berguna, beberapa barang yang tergeletak berserakan di lantai gudang disimpan di dalam kardus itu, gudang pun jadi lebih rapih. 

Hanya kardus bekas, terpakainya pun di gudang. Bukan soal apa jenis barangnya, tapi saya menangkap keikhlasan hati dan rasa terima kasih si bapak tua. Bukan orang berpunya, tapi mau memberi apa yang (saat itu) dia punya, toh kardus bekas itu masih laku dijual karena kondisinya masih layak pakai.

Oh ya, bapak tua itu juga mengucap do'a. "Makasih ya, Mbak!. Semoga banyak rejeki, berkah, panjang umur, disayang Alloh."

Wow!, andai ini adalah perlombaan berbuat baik, adik saya pemenangnya, dia berhak atas hadiah utama berupa pahala dan hadiah tambahan yaitu do'a dari Pak Tua : banyak rejeki, berkah, panjang umur, serta disayang Alloh. Sedangkan saya, hanya dapat hadiah hiburan berupa pahala atas niat baik yang belum terlaksana. Pelajaran untuk saya, jika ada niat menolong atau berbuat baik, langsung action, jangan ragu dan jangan ditunda, nanti keduluan orang lain. Sesederhana apapun kebaikan yang kita perbuat, Tuhan Maha Melihat dan Maha Membalas. Berlomba-lombalah berbuat kebaikan!.

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Sabtu, 06 Juni 2015

Surat untuk Keisha

Dear my beloved Keisha

Nak,
Kudengar kau diadopsi dokter kaya raya
Besar kemungkinan nanti kau akan jadi dokter juga

Nak,
Masih sering kudengar orang merintih sakit menunggu pengobatan
Tak dilayani dengan layak gara-gara tak punya uang untuk berobat
Meski nyawa di ujung tanduk,
si miskin tetap diabaikan,
si kaya yang didahulukan

Nak,
Kelak kau jadi dr. Keisha
Tangani si miskin terlebih dulu,
tak usah tanyakan soal DP yang hanya mengulur waktu
Obati pasien-pasienmu setulus hati
Sepeti cintaku padamu
yang sepenuh hati
dan takkan pernah mati

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Jumat, 05 Juni 2015

Salam Rindu

Duhai jiwa suci yang aku cintai
Dalam sujudku malam ini
Seperti malam-malam sebelumnya
Kusebut namamu dalam untaian do'a

Aku selalu resah
Sejak kita terpisah
Aku tak mau hilang arah
Hingga jatuh berdarah-darah
Nafasku harus tetap berdesah
Kakiku akan tetap tegap melangkah

Kulayangkan salam rindu
Penunjuk jalan bagimu
Untuk menemukanku
Dan kita kembali bersatu

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Rabu, 03 Juni 2015

Positif!



Coba bayangkan!. Andai aku adalah salah seorang dari ratusan pengguna jalan yang ikut terjebak kemacetan semacam ini.


Kira-kira...ini yang terlintas :
1. boring
2. stress
3. deg-degan takut telat atau pengen cepat sampai di rumah
4. pemborosan!, ya waktu, tenaga, bahan bakar
5. tua di jalan
6. lelah
7. yes!, waktu luang buat baca buku atau ngeblog (itu kalau gak nyetir sendiri ya), minimal mengamati keadaan sekitar siapa tahu dapat inspirasi.




Susah-susah mudah memang untuk berpositif ria saat terhimpit kondisi yang sulit. Dari contoh terjebak macet saja, ya 6 : 1. Ada 6 pikiran (perasaan) negatif berbanding 1 pikiran (sikap) positif.

Jadi sebetulnya berpositif ria itu susah atau mudah?. Kalau susah, bagaimana triknya supaya jadi lebih mudah.

Intinya, berpositif ria (baik dalam berpikir, berprasangka, berkata, bersikap, dll), sangat mungkin dilakukan oleh semua orang. Tak terbatas pada mereka yang sabar dan optimis, tapi juga mereka yang kreatif.

Kreatif?. Ya!, kreatif. Mampu dan mau tampil beda bahkan sampai mebalikkan keadaan. Saat dipecat, kebanyakan orang langsung sedih bahkan depresi membayangkan tak ada pemasukan bulanan, ditambah susahnya mendapatkan pekerjaan baru. Orang kreatif bisa saja berpikir dan bertindak beda, tanpa ragu langsung membuka usaha misalnya, memulai karir barunya sebagai wirausahawan hingga akhirnya sukses. Itu contoh sederhana saja.

Ayo (berlatih) jadi orang kreatif!. Membiasakan diri menemukan hal positif di balik situasi negatif.

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Yang Papa Di Antara Kaya Raya (2)




Masih ingat dengan Kakek dan Nenek ini?.

Sudah lupa atau belum pernah kenal?.

Coba diingat-ingat dulu.

Mereka adalah Kek Anani dan Nek Sairah. Bagi yang belum kenal dan untuk mengingatkan yang sudah lupa, silakan baca ini. Kisah mereka sudah pernah saya tulis.

Tak disangka, ada yang merepost tulisan saya di Kaskus. Ini dia URL-nya. Tak diduga, ada seseorang yang meninggalkan pesan di kolom komentar, dia meninggalkan alamat email. Dari sanalah percakapan kami dimulai.

Seorang dermawan dari Aceh. Kami belum pernah saling mengenal sebelumnya. Dia menitipkan Rp 400.000 dan sekotak baju-baju serta sarung layak pakai, juga memberi selembar selendang warna biru untuk saya, katanya untuk perkenalan dan kenang-kenangan.


Baju-baju dan sarung layak pakai untuk Kek Anani dan Nek Sairah.

Maha Suci Alloh!, dari sisi selatan bentangan Indonesia, dari Tanah Serambi Mekah nun jauh di mata, seorang hambaNya mengirim bantuan untuk sepasang renta yang masih mengais rezeki di tengah belantara ibu kota negara. Alloh S.W.T akan membalas kebaikannya dengan balasan yang berlipat ganda. Aamiin!.




Alhamdulillah, titipan itu sudah saya sampaikan. Tidak berhenti sampai di situ, sekali waktu saya silaturahim ke rumah Kek Anani dan Nek Sairah. Rupanya Kek Anani sakit dan makin parah, sehingga tidak bisa ikut jualan, Nek Sairah pun jadi sering absen berjualan, kalaupun berjualan paling hanya 2 jam, padahal sumber pemasukan mereka hanya dari berjualan papan cucian. Nek Sairah sangat khawatir karena Kek Anani ditinggal sendiri di rumah, beliau dalam kondisi tidak bisa berjalan.

Dari silaturahim inilah, saya baru mengetahui bahwa selain pernah menderita stroke dan gangguan pendengaran, Kek Anani juga menderita katarak. Dari jarak dekat, saat bersalaman dengan Kek Anani, saya melihat jelas ada noda putih di kedua lensa matanya.

Sebuah permintaan yang so sweet terucap pelan dari Kek Anani yang tubuhnya kian lemah. "Saya pengen kursi roda, biar bisa nemenin istri jualan."

Entah bagaimana kabar Kek Anani dan Nek Sairah sekarang ini, saya sudah jarang bertemu dengan mereka lagi. Mungkin Kek Anani masih menunggu kursi roda impiannya, yang pasti Nek Sairah butuh dana dan bimbingan untuk bisa membawa suami tercintanya berobat secara rutin.

Bimbingan?. Ya!, bimbingan. Nek Sairah pernah mencoba membawa Kek Anani ke RS namun ditolak karena tak punya Surat Keterangan Tidak Mampu. Nek Sairah langsung mencoba mengurusnya ke RT dan RW, bukannya dipermudah malah dipersulit, sampai sekarang pun Nek Sairah belum berhasil mengantongi surat itu, padahal KTPnya KTP Jakarta. Pantaslah Nek Sairah bingung dan akhirnya hanya mengandalkan tukang urut untuk mengobati Kek Anani yang stroke.

Fakir Miskin dan Anak-Anak Terlantar adalah Tanggung Jawab Kita

Pasal 34 UUD 1945 :
(1) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan
(3) Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan pelayan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam Undang-Undang.

Aduhai, Kawan!. Alangkah banyaknya urusan negara. Mulai dari pemberantasan korupsi, naik turun harga BBM, kisruh sepak bola, islah partai politik, sampai isu beras plastik. Silakan membayangkan, Kawan!. Kira-kira mengurus fakir miskin dan anak-anak terlantar akan menempati urutan prioritas nomer berapa?.

Daripada menambah banyak tumpukan urusan negara yang sudah selangit, lebih baik kita yang membantu negara, mengulurkan bantuan kepada fakir miskin dan anak-anak terlantar. Sesuai kemampuan saja, itupun sudah bisa memberi nilai positif sebagai warga negara yang berkontribusi bagi tanah airnya. Ada yang tergerak beraksi?.

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Selasa, 02 Juni 2015

Makan Sehat Rasa Lezat di Noodle King Lebak Bulus

Beberapa hari lalu, gak sengaja makan malam sekeluarga di sebuah restoran. Kenapa gak sengaja?, ya pasti karena sebelumnya tidak ada rencana untuk dinner di luar, tapi gara-gara kejebak macet dan perut keburu lapar, mending mampir buat makan malam dulu, biar bisa langsung tidur pas sampai di rumah.

Berhubung sudah jam 20.45, menu yang terhidang di resto-resto favorit kami tinggal sisa-sisa, apalagi di resto yang buka dari pagi. Setelah muter-muter nyari tempat makan malam, akhirnya kami putuskan untuk makan di Noodle King Lebak Bulus, baru pertama kalinya kami mampir ke resto ini, padahal lokasinya dekat dari rumah.

Yang namanya baru pertama kali itu pasti identik dengan rasa penasaran. Dari luar kok keliatan sepi banget ya, gak ada pengunjung sama sekali, curiga sudah tutup karena menu hari ini sold out. Rupanya, lain dugaan lain kenyataan, kami justru merasa puas dengan hidangan dan pelayanannya. Menurut saya, Noodle King ini resto unik, makanya saya share curhatan saya.

Rasa Unik. Apa Uniknya?

“Rasa biasa aja sih, untuk tempat yang namanya noodle king dan harga segitu masih kalah sama GM.”

Itu komentar dari salah seorang pelanggan Noodle King Lebak Bulus yang saya temukan di sini. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya punya pendapat yang berbeda dengannya.

Saya terbiasa makan makanan tradisional di rumah makan Indonesia, lidah saya terbiasa dengan masakan yang bumbunya sangat terasa, jadi kalau makan nasi goreng di hotel berbintang, pastilah turun nafsu makan saya karena masakan-masakan hotel berbintang bumbunya soft. Begitupun kalau disuruh makan makanan diet atau makanan sehat, takaran garam dan bumbu-bumbu banyak dikurangi, rasanya sudah pasti jauh dari sedap.

Uniknya makanan di Noodle King, bumbunya memang lebih soft dibanding makanan sejenis yang pernah saya coba di resto-resto lain, tapi tetap sedap dan lezat. Semangkuk bakso yang saya coba, kuahnya tawar tanpa vetsin tapi rasa baksonya mantep. Sayur mayur di fuyunghai terasa fresh, bikin kenyang. Mudah ditebak, menu di Noodle King ‘bukanlah menu sehat’ tapi sengaja diracik untuk menyehatkan konsumen. Wajar jika bumbunya soft, sebab takaran garam dikurangi dan tanpa vetsin, tapi rasa makanannya tetap lezat. Masih perlu bukti?, cicipi 3 menu andalannya : noodle king chili, noodle king pandan, dan noodle king original plus bebas pilih topping sesuai selera. Tambah topping ya tambah uang sih, tapi murah kok, harganya mulai dari Rp 3.000an.

Noodle King Pandan.
Mienya berwarna hijau, asli warna daun pandan bukan pewarna, tercium dari aroma wangi pandannya.

Mahal atau Murah?

Ini dia fuyunghai yang sayurnya fresh banget.
Seorang makan seporsi tanpa nasi dijamin kenyang.

Soal harga, mahal atau murah?, itu relatif. Kalau disandingkan dengan menu yang sengaja diracik untuk menyehatkan kosumen, rasa makanan yang tidak hambar meski bumbu agak soft, tempat yang bersih serta nyaman plus wifi pula, dan pelayanan yang ramah serta cepat, harga kisaran Rp 24.000 sampai Rp 40.000an sangatlah reasonable.


Jadi, silakan coba sendiri atau bersama keluarga di akhir pekan nanti. Butuh alamat lengkapnya?, di Jalan Lebak Bulus Raya no. 23, di depan Gedung Utama BATAN.

Tempatnya luas, bersih, nyaman plus wifi.

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Senin, 01 Juni 2015

One Day One Share




Beberapa tahun terakhir ini, pribahasa "sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit" mulai diterapkan oleh banyak orang, keampuhannya pun terbukti. Bagi yang beragama Islam, pasti familiar atau malah pernah ikutan program One Day One Ayat (ODOA) dan One Day One Juz (ODOJ). Hasilnya terlihat jelas, Wisuda Akbar ODOA sudah sampai gelombang ke-5, bahkan artis sekelas Teuku Wisnu dan Oki Setiana Dewi bersedia menjadi duta ODOJ.

Teringat jaman SMP dulu, pernah ada kegiatan rereongan sarupi, semacam uang patungan harian, sifatnya sukarela, untuk membangun mushola sekolah. Jadi tiap kelas punya 1 amplop, diedarkan setiap hari, murid-murid diharap mengisi amplop itu, sukarela tanpa ada yang mengawasi apakah hari ini kita mengisi amplop atau tidak, nominalnya pun seikhlasnya, kasih Rp 5.000 ya silakan tapi kasih Rp 500 pun tidak dilarang. Setelah bel pulang sekolah berbunyi, bendahara kelas menghitung dan menyetorkan uang yang terkumpul ke guru piket. Seperti itu setiap hari, dari Senin sampai Sabtu (dulu sekolahnya masih 6 hari, jadul!, hehehe), biasanya setiap upacara penaikan bendera di Senin pagi (atau upacara penurunan bendera di Sabtu sore, bagi anak kelas 1 yang masuk siang) akan diumumkan hasil akumulasi dana selama 1 minggu, kelas mana yang jumlah isi amplopnya paling banyak biasaya dicap sebagai kelas paling OK, kompak, dan tajir. Seperti itu setiap hari, dari baru masuk di kelas 1 sampai lulus di kelas 3. Dan luaaar biaasaaa.....dari target awal membangun mushola sekolah jadi sanggup membangun masjid sekolah.

Ngomong-ngomong soal One Day One bla blaa blaaa, sepertinya tantangan #NulisRandom2015 ini boleh dikatakan sebagai salah satu dari deretan program-program tersebut. Ada yang menyebutnya One Day One Post, saya lebih suka menyebutnya One Day One Share.


Izinkan saya membuat program di dalam program, pastinya tanpa mengganggu program utama. Program One Day One Share di dalam program #NulisRandom2015. Lebih dari latihan berkomitmen menulis setiap hari, tak sekedar mengasah dan meningkatkan kemampuan menulis, tantangan #NulisRandom2015 merupakan sarana berbagi hal-hal bermanfaat bagi banyak orang. Anggaplah sambil menulis sambil berbuat baik, sambil menulis sambil memberi, mumpung sebentar lagi masuk bulan baik, bulan dimana orang-orang berlomba-lomba berbagi dan berbuat kebaikan. Itulah mengapa saya berani dan bersemangat menerima tantangan #NulisRandom2015.

Meskipun program One Day One Share ini program pribadi, layaknya program diet dan program fitness yang jika dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti akan terasa hasilnya. Dan program itu dimulai di hari ini. Sambil terus menulis setiap hari, sambil menanti kejutan dari nulisbuku.com di akhir tantangan ini. Apakah tulisan-tulisan yang terpilih akan dibuat menjadi buku dan diterbitkan?, jika iya dan tulisan saya terpilih, bakal jadi buku antologi kedua setelah Proyek Menulis Kasih Tak Sampai. Selamat menikmati prosesnya, selamat mengagumi hasilnya.

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf