Rabu, 26 November 2014

Guru


Selamat Hari Guru untuk guru-guru di seluruh Indonesia!.
 
25 November, Hari Guru Nasional, diperingati sejak dikeluarkan Keputusan Presiden No. 78 Tahun 1994 sebagai penghormatan terhadap profesi guru. Asal mulanya terbentuklah Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, lalu berganti nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) di tahun 1932, hingga pada 25 November 1945, tepat 100 hari setelah proklamasi kemerdekaan RI, lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
 
Guru, berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti seorang pengajar suatu ilmu. Jika diartikan secara sempit, guru adalah pendidik dan pengajar di jalur pendidikan formal, terbatas dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah saja. Definisi tersebut saya ambil dari Wikipedia. Pengajar di perkuliahan sudah tidak disebut guru melainkan dosen.
 
Berpedoman pada pengertian guru secara sempit, otomatis yang layak menyandang sebutan guru adalah mereka yang berdiri dan mengajar di depan kelas, merekalah Bapak dan Ibu Guru, Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Tetapi jika melihat kembali ke pengertian guru, sebuah kata yang berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu seorang pengajar suatu ilmu, maka akan lebih banyak orang yang layak menyandang sebutan guru. Bahkan, menurut saya, guru tidak terbatas hanya pada orang namun pengalaman atau kondisi pun layak dijadikan guru jika dari sana kita mendapatkan sebuah pelajaran atau ilmu. 

Guru-Guru Kecil

Izinkan saya berbagi cerita tentang guru-guru kecil, usianya jaauuuh lebih muda dari usia saya, tetapi begitu baanyaaak hikmah yang saya dapatkan dari mereka. Perkenalan kami sangat tidak disengaja apalagi direncanakan, namun sanubari terdalam saya mengatakan dengan tulus bahwa saya patut berterima kasih kepada guru-guru kecil ini.

Mereka adalah anak-anak panti asuhan, mereka tak hanya mengajarkan tapi sekaligus menyadarkan betapa beruntungnya saya masih memiliki kedua orangtua yang sehat, mampu membimbing, melindungi, dan mendampingi sejak saya kecil hingga sekarang. Bagaimana dengan mereka?, tentu saja mereka tak hidup bersama orangtua kandung mereka, bahkan ada yang sejak bayi umur 1 minggu sudah ditinggalkan oleh orangtuanya di Rumah Sakit dan akhirnya diserahkan ke panti asuhan. Mereka tinggal bersama anak-anak lainnya yang juga ditelantarkan orangtuanya, mereka hidup dalam kondisi yang serba seadanya karena segala sesuatu harus dibagi-bagi, tak mungkin bisa utuh jadi milik sendiri, sehari-hari mereka diurus oleh para pengasuh yang kasih sayang dan kelembutannya jelas berbeda dengan ibu kandung.
 
Selain mengajarkan dan menyadarkan saya untuk lebih banyak bersyukur, guru-guru kecil ini membuat saya menjadi lebih mudah memaafkan. Tak dipungkiri, dalam interaksi antara anak dengan orangtua tidak mungkin tak ada gesekan dan ketidaksepahaman, saling memaafkan adalah solusinya. Tak hanya itu, guru-guru kecil ini juga mengajak saya untuk lebih kuat menghadapi hidup, tetap ceria meski sedang berurai air mata, seperti mereka yang tetap tertawa riang khas kanak-kanak meski prihatin mengiringi hidup. Sejak saat itulah kosa kata pesimis perlahan tapi pasti tercoret dari kamus kehidupan saya.
 

Guru-guru kecil saya, guru-guru pertama, mereka tinggal di sebuah panti asuhan di Bandung.
Foto diambil dari sini.

Guru Privat

Dari sekian puluh orang guru-guru kecil saya, ada seorang guru kecil yang sangat istimewa, anggaplah guru privat, saking privatnya sampai private. Dialah yang pertama kali menyentuh dan benar-benar menyembuhkan hati serta jiwa saya. Itulah yang membuatnya so special bagi saya. Hidup saya berubah 180 derajat sejak dekat dengan guru privat ini, sekitar 2 tahun lamanya saya berjuang untuk selalu bersamanya, kebetulan dia tidak boleh saya bawa pulang untuk menjadi milik saya secara utuh, mungkin dia harus tetap di panti asuhan itu untuk menjadi guru kecil bagi orang lain.
 
Setelah 2 tahun kebersamaan yang tidak mudah tapi sangat menakjubkan, saya dan dia terpisah, Pengurus Panti 'menjualnya' sehingga dia berpindah tangan dan kami tidak bisa bertemu lagi. Akses saya kepadanya bukan hanya ditutup, tetapi juga diputus. Pertemuan terakhir saya dan guru privat pada September 2013.
 
Saya tak berhenti berkunjung ke panti asuhan lain, bermain dengan guru-guru kecil yang belum pernah saya kenal sebelumnya, agar lebih terorganisir saya membangun sebuah gerakan, KAF Project namanya. Hikmah-hikmah baru saya dapatkan dari guru-guru kecil baru saya, hikmah paling bermakna tetaplah yang saya dapatkan dari sang guru privat.
 
Harapan Esok Hari
 
Jika Warung Blogger selalu mengajak Warga WB untuk menuliskan Harapan Esok Hari mereka di Twitter tiap jelang pergantian hari, saya punya sebuah Harapan Esok Hari, harapan yang selalu saya sematkan di dalam do'a menjelang tidur malam, harapan yang masih setia menunggu waktu tercapainya.
 
Banyak orang yang pasti bisa menebak apa harapan itu. Saya sangat berharap bisa berjumpa dan bersama lagi dengan guru privat saya. Bukan untuk mengganggu hidupnya yang saat ini (mungkin) sudah jauh lebih baik, tapi untuk tetap bisa belajar banyak hal bersamanya.
 
I love you Keisha Aqila Fabian!, selamanya....
 

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Minggu, 09 November 2014

Ada Apa Dengan AADC?


Buka YouTube, ada video LINE-AADC 2014 (Mini Drama). Buka Facebook, ada temen yang ngeshare video itu. Buka Twitter, trending topicnya AADC. Gara-gara AADC dimana-mana, penasaranlah gue dan nonton videonya di YouTube.
 
Oooh ternyata... video itu adalah iklan aplikasi terbaru dari Line yang dibuat dalam versi mini drama, tadinya gue pikir itu trailer AADC part 2, tapi kalo dipikir-pikir kok bikin lanjutan filmnya baru sekarang padahal AADC kan tayang tahun 2002, kelamaan laaah.
 
Oh ya!, AADC (Ada Apa Dengan Cinta) adalah film karya Rudi Soedjarwo yang dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra sebagai pemeran utama, selain mereka berdua, bintang-bintang muda kala itu : Ladya Cherill, Adinia Wirasti, Titi Kamal, Sissy Priscillia, Dennis Adhiswara, dan Fabian Ricardo juga ikut membintangi. AADC booming banget, maklum waktu itu perfilman Indonesia lagi mulai menggeliat setelah tidur panjang yang cukup lama. Sebelum AADC, film Petualangan Sherina juga booming di bioskop. Gak cuma filmnya yang OK, soundtracknya juga keren dan easy listening, secara ciptaan Melly Goeslaw gitu lowh.
 
AADC juga berhasil meraih beberapa penghargaan di Festival Film Indonesia (FFI) 2004. Sutradara Terbaik untuk Rudi Soedjarwo, Pemeran Utama Wanita Terbaik untuk Dian Sastro, Tata Musik Terbaik untuk Melly Goeslaw dan Anto Hoed, serta Skenario Terbaik untuk Rako Prijanto, Jujur Prananto, dan Riri Riza.
 
Tahun 2002, gue masih SMP dan kaya'nya baru belajar pacaran, baru ngerasain sensasi galau sama cowok yang katanya cinta pertama gue. Jujur, waktu itu juga gue sempat ikut menikmati demam AADC, mulai dari ikut nonton filmnya di bioskop bareng teman-teman, beli VCD bajakan soundtracknya, sampai sering nyanyi lagu-lagunya. So, nanti malam di Kompas TV bakal tayang film AADC dan pasti gue bakal nonton.

Line & AADC

Gue salut sama orang atau tim yang kepikiran dan milih AADC untuk jadi materi promosi. Coba kita lihat fakta-fakta ini :
1. AADC booming pada masanya
2. meraih beberapa penghargaan FFI 2004
3. saking boomingnya sampai dibuat AADC The Series yang tayang sebagai sinetron RCTI, walaupun gak semenarik filmnya tapi mampu mengorbitkan Ririn Dwi Aryanti dan Revaldo, sebelumnya mereka harus melewati audisi dulu
4. ending AADC masih gantung, Rangga ninggalin Cinta begitu aja keluar negeri, entah mereka akhirnya jadian atau malah lost contact ya masih sangat terbuka lebar bagi ide-ide untuk kelanjutan kisahnya.

Fakta-fakta tersebut tepat banget dijadiin background pemilihan AADC sebagai materi promosi. Selain itu, orang-orang yang terpapar wabah demam AADC di tahun 2002, salah satunya ya gue ini, taruhlah 12 tahun silam umurnya 14 tahun, seumuran gue waktu itu, berarti sekarang umurnya kira-kira 26 tahun, umur-umur segitu di masa sekarang adalah generasi yang gadgetholic, gak bisa hidup tanpa gadget, maksudnya tanpa gadget bakal mati gaya.

Yang bikin gue tambah salut adalah cara promosinya yang juga cerdas dengan memanfaatkan YouTube dan media sosial yang gratis tapi dikenal serta digunakan oleh banyak orang. Coba bayangin!, video bedurasi 10 menit 24 detik pastilah terlalu panjang untuk iklan di TV, selain biayanya kemahalan, pemirsa TV juga males nonton iklan selama itu, nanti yang ada malah langsung ambil remote dan ganti channel.

Intinyaaa... four thumbs up for Line, 2 jempol tangan plus 2 jempol kaki. Hehehee.... Meskipun fitur Find Alumni itu menurut gue biasa aja sih, soalnya bukan Line satu-satunya yang punya fitur semacam itu (kalo gak salah yeee!...soalnya gue juga gak pake Line jadi gak begitu ngerti detil fitur Find Alumni), tapi kecerdasan berstrategi promosinya layak dipuji.

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Jumat, 07 November 2014

Jajanan Sekitaran Pamulang

Tiba-tiba aja kangen kuliner Pamulang, maklum pernah belasan tahun jadi warga Pamulang sebelum akhirnya pindah ke Lebak Bulus tahun 2010. Lalu lintas Pamulang, Ciputat, dan sekitarnya makin macet sedangkan mobilitas makin tinggi. Kerja di daerah Jakarta, waktu itu adik-adik kuliah di Depok dan SMA di Kebayoran Baru, gak kebayang ribetnya bermacet-macet ria di perjalanan kalo masih tinggal di Pamulang. Udah tinggal di Jakarta aja gak jaminan terbebas dari belitan keruwetan lalu lintas.
 
Enaknya tinggal di Lebak Bulus, karena dekat dengan terminal, pergi kemana-mana lebih mudah. Ada Transjakarta alias busway yang pernah jadi kendaraan gue ke kantor, kopaja AC pun pangkalannya cuma sepelemparan batu dari terminal, angkot bejibun, bis-bis antar kota sampai antar propinsi berseliweran. Gak enaknya ya menjelang mudik, saking padetnya terminal sampai-sampai macet gak karuan, lumayan menghambat juga sih. Belum lagi soal keamanan, preman berkeliaran bahkan ada yang nyambi jadi tukang ojek. Intinya harus pinter-pinter jaga keamanan masing-masing.
 
Bagi gue sekeluarga, Pamulang kini jadi tempat shopping yang menyenangkan. Nyokap lebih semangat belanja di Pasar Pamulang ketimbang di Pasar Mayestik, yang dimaksud Pasar Pamulang adalah pasar kaget yang di deket bimbel Maestro, karena menurut nyokap harga lebih murah tapi kualitas barang sama baiknya.
 
Sementara nyokap belanja, naaah... gue sama adik-adik berwisata kuliner di sekitaran Pamulang, biasanya pas weekend, kalo kita lagi bosen sama jajanan mall dan menu kafe. Jajanan-jajanan di Pamulang memang enak-enak dan ringan di kantong alias murah meriah. Inilah beberapa jajanan di sekitaran Pamulang yang recommended versi gue dan adik-adik gue.
 
 
1. So Milk
Selain jualan susu yang diolah menjadi bubble drink, tempat ini juga menjual aneka camilan, seperti burger kukus. Jajan di So Milk tuh berasa sehat, secara minum susu, yoghurt, dan makan makanan kukusan. Pantes aja So Milk rame sama anak-anak sekolah di jam pulang sekolah, sayangnya tempatnya sempit dan cuma ada sedikit bangku. Harga minuman mulai dari Rp. 6.000, kalo mau nambah topping ya nambah Rp. 1.000 kalo gak salah, itu yang paling gue inget karena paling sering beli minumannya, tiap ke So Milk pasti beli minumannya.
 
So Milk, lokasinya di tempat jajanan kaki lima Perumahan Pamulang Permai.
 
2. Bakmie Permata Pamulang
Jangankan orang Pamulang, orang yang tinggal di luar Pamulang aja banyak yang kenal dan langganan Bakmie Permata Pamulang. Ownernya, Si Encik, orangnya ramah. Tempatnya bersih dan nyaman, enak kalo dine in, sayangnya mie cepat habis, saking larisnya. Si Encik ngasih saran ke gue, berhubung gue udah langganan, pesan dulu via telepon, nanti disimpenin mie sesuai porsi yang dipesan, kalo udah siang biasanya udah habis. Oh ya!, kalo dulu sih dalam seminggu ada libur sehari di hari Kamis, gak tau deh apa sekarang masih begitu atau ada perubahan.
 
Bakmie Permata Pamulang, mie dibuat & dimasak sendiri oleh suami Si Encik,
walalupun ownernya Chinnese tapi halal.


3. Bakmi Bangka 77
Sama-sama resto bakmi, bedanya dengan Bakmie Permata Pamulang adalah Bakmi Bangka 77 juga menjual masakan lain, misalnya nasi goreng, capcay, seafood, dll. Selain itu, Bakmi Bangka 77 ini sudah lebih dulu berdiri dibanding Bakmie Permata Pamulang. Tempatnya juga bersih dan nyaman, OK-lah dine in, porsi makanannya banyak, sebanding dengan harganya. Yang paling enak adalah nasi goreng dan siomay, nasi goreng kalo ditake away porsinya jadi lebih banyak dibanding porsi dine in, biasanya gue beli 1 porsi aja dan dibagi 3, itupun udah lumayan bikin kenyang.
 
Bakmi Bangka 77, lokasinya tepat di belakang Bank Mandiri Pamulang.
 
4. Bakso & Mie Ayam Gunung Gandul
Bakso ini beberapa kali berpindah tempat, awalnya cuma gerobak di bawah pohon tepat di depan TK Si Komo Pamulang, lalu pindah ke pelataran rumah di samping TK Si Komo, terakhir menempati ruko pas di belakang Superindo Pamulang. Yang jadi ciri khas adalah bakso ukuran jumbo yang dagingnya berasa banget. Makan semangkok udah kaya' makan nasi sepiring plus lauk pluk sayur, kenyang deh pokoknya. Berhubung hampir selalu rame pembeli, harus sabar antri yaaa!.
 
Bakso & Mie Ayam Gunung Gandul, seinget gue dulu brandnya Bakso Wonogiri.
 
5. Sobet Mantap Ibu Yati
Jualannya soto betawi dan sop yang bening, isinya daging dan jeroan. Udah pasti take away, kurang minat dine in di sana soalnya tempatnya kurang bersih, tapi rasanya dijamin mantap, terutama untuk penggemar jeroan, kuah santannya pun gurih.

Sobet Mantap Ibu Yati,
lokasinya di  tempat jajanan kaki lima yang ke arah Bunderan Pamulang.

 
6. Family Mart
Family Mart ini tempat nongkrong mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam), jaraknya mungkin cuma 100 meter dari Unpam. Kurang lebih ya serupa dengan Sevel tapi tempatnya lebih cozy, pastinya rame ampyuuun... sampai-sampai cari parkir aja susah, apalagi cari tempat duduk. Family Mart ini bener-bener markas anak Unpam.
 
Family Mart, markas anak Unpam.
 
Itu baru 6 tempat wisata kuliner di Pamulang, masih ada tempat-tempat lain yang gak kalah enak dan murmer. Mungk akan dibahas di postingan berikutnya.
 
 
 

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf