Senin, 25 November 2013

Berdo'a Dengan Cara Berbeda

Tulisan ini saya buat sebagai rasa terima kasih kepada Global Qurban Aksi Cepat Tanggap yang telah mengundang saya ke seminar One Minute Awareness (OMA) Nanang Qosim Yusuf, akrab disapa Naqoy, pada 9 November 2013 silam. Gak nyangka, Jum'at sore dapat SMS berisi undangan seminar, awalnya sempat pikir-pikir untuk ikut karena siapa tau besoknya ada yang mau ngajak weekend, setelah dipikir-pikir saya putuskan untuk menghadiri seminar gratis ini, toh lokasinya dekat dari rumah, di Menara 165, Cilandak.

Memang tak banyak yang Pak Naqoy sampaikan, mengingat waktunya sangat singkat, tapi sejak awal acara saya sudah terharu dengan perjuangan dan keprihatinan pembicara saat masih kuliah di UIN Syarif Hidayatullah. Pak Naqoy lahir sebagai anak seorang petani miskin di Brebes, merantau ke Jakarta untuk kuliah di UIN Ciputat, karena keterbatasan uang orang tuanya, Pak Naqoy tinggal di masjid dan menjadi marbot (penjaga) masjid hingga akhirnya lulus kuliah, menjadi dosen, dan sekarang menjadi motivator.

Formula 3S : sikap, sedekah, dan selalu afirmasi (berpikir dan berucap positif) menjadi andalannya. Sepintas memang cara ini terlihat agak berbeda, misalnya saat terlilit hutang kita justru harus bersyukur sambil berdo'a "Terima kasih ya Alloh!, hutangku lunas", atau saat kita sedih justru kita harus tersenyum dan berucap "Terima kasih ya Alloh!, saya bahagia".

Kemudian saya teringat pengalaman saat saya memberi baju kepada seorang kenalan. Saya tau baju itu agak kebesaran untuk dia, tapi tetap diterimanya dan dia berterima kasih kepada saya.

"Gak apa-apalah agak kegedean dikit, siapa tau sebentar lagi jadi gemuk," begitu katanya.

Saya senang dengan reaksinya, walaupun bajunya kebesaran tapi tetap diterima dan berterima kasih. Saya jadi gak bete berbagi sama dia dan kalau besok-besok ada kelebihan rejeki Insya Alloh bisa berbagi lagi dengan dia. Daripada sudah dikasih tapi masih juga complain, "Aduh!, bajunya kebesaran. Jadi kerjaan harus ngecilin ke tukang jahit deh". Tak disangka, tak lama setelah itu dia hamil, kebetulan dia sudah agak lama menikah dan menantikan momongan.

Itulah kelebihan bersyukur dan berterima kasih, sebagai manusia saja kita gak suka sama orang yang tidak tahu berterima kasih, padahal pemberian kita kadang tidak seberapa banyak, apalagi Tuhan yang sudah memberi begitu banyak kenikmatan dan kesenangan kepada makhlukNya.

Terkait sikap, saya punya cerita dari seorang kerabat dekat. Ceritanya waktu itu dia sedang tes seleksi karyawan di sebuah perusahaan ternama. Belum ada pengumuman hasil, dia sudah melakukan survey tentang rute angkutan umum dari rumahnya menuju calon kantornya, harga makanan-makanan di sekitar kantornya, sampai hunting tempat kost di sekitar sana.

Banyak orang meledeknya, "Pengumuman masih sebulan lagi udah hunting-hunting dari sekarang. Belum tentu juga lo keterima, secara ribuan orang yang apply di sana. Pede dahsyat deh lo!."

"Ya siap-siap aja, siapa tau keterima, kalaupun gak keterima ya minimal punya informasi tambahan," itu jawabannya. Ternyata dia diterima dan bekerja di perusahaan itu, otomatis dia sudah lebih siap dan familiar dengan lokasi sekitar kantornya, tinggal penyesuaian dengan lingkungan kerjanya.

Sekarang giliran saya untuk mempraktikkan dan membuktikan formula 3S Pak Naqoy. Sekali-sekali berusaha dan berdo'a dengan cara berbeda, barangkali hasilnya juga berbeda, lebih dari harapan kita.

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

8 komentar:

  1. Sdh seharusnya kt hrs bersyukur atas apa2 yg diberikan-NYA kpd kita...bila mendpt musibah jg ada sunnahnya u mengucap "alhamdulillah alaa kullihal, Innalillahi wa'innaillaihi rojiun, Allahumma jurni, fii musyibati wa akhliflii khoiron min ha" Segala puji bagi Allah atas segala sesuatu, kita milik Allah semata dan kepada-NYA kita kembali,Ya Allah berilah aku pahala atas musibah ini dan gantilah ia dengan yg lbh baik...

    BalasHapus
  2. makasiy mak, kadang afirmasi itu yang susah banget dijalanin secara istiqomah. Padah sudah jelas-jelas "Allah SWT itu sesuai dengan persangkaan hambaNya."
    susah ga mak belajar ilmu hipnosis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mudah kok belajar hipnosis, apalagi self hipnosis. Alhamdulillah bisa berbagi kebaikan lewat tulisan.

      Hapus
  3. Pak Naqoy sosok yang perlu dicontoh :)
    saya tunggu kunjungannya di blog saya :)
    terimakasih, salam kenal saya blogger baru
    salam hangat Goglees :)

    BalasHapus