Ini curhat bukan sembarang curhat. Keliatannya curhat sepele, tapi yang namanya curhat cerdas ujung-ujungnya tetap ada unsur sharing something useful.
Begini ceritanya...
Sabtu jam 07.00, masih terlalu pagi untuk ukuran weekend, tapi sudah ada yang ngetok-ngetok pintu kamar sambil bilang, "Airnya kok kecil sih keluarnya?". Karena malas beranjak dari kasur dan gulungan bed cover, kuabaikan suara itu. Jam 09.00, baru selesai mandi pagi, baru beberapa langkah keluar kamar mandi dan tubuh masih dililit handuk. PRT teriak-teriak, "Pompanya bau kebakar. Bau banget". Tanpa pikir panjang, langsung mendekat ke arah pompa dan bau terbakarnya memang benar-benar menyengat.
Panik, bingung, kebetulan orang tuaku sedang keluar kota. Akhirnya kutelepon orang tuaku, mereka suruh cabut steker (colokan listrik) pompa dan toren (tangki) air supaya tidak terbakar. Sebelum dicabut, buru-buru kukumpulkan ember-ember yang ada untuk menampung air, bathtub yang biasanya jadi tempat berendam beralih fungsi menjadi tempat menampung air.
Berhubung tukang servis pompa di sekitar rumah sering getok, kupanggillah tukang listrik yang sudah terpercaya dan memang pernah beberapa kali servis instalasi listrik di rumahku. Ya namanya tukang servis listrik, bukan tukang servis pompa, dia hanya berhasil mendeteksi bahwa yang rusak dinamonya, harus beli baru, sebab jika digulung dan dipasang lagi maka besok-besok akan terbakar lagi, pompanya akan mati lagi.
Berdasarkan hasil diskusi dengan kedua orang tuaku via telepon dan BBM, akhirnya diputuskan untuk membeli pompa baru. Lengkap 1 set : pompa, dinamo, mesin jet seharga Rp.3.000.000 plus Rp. 200.000 ongkos tukang yang akan memasang pompa. Singkat cerita, jam 20.00 terpasanglah pompa air baru dan air mengalir kembali.
Eiiits!, cerita belum selesai, he..he..he.... Jam 02.00 dini hari, pompa bermasalah lagi, pompa berbunyi keras dan air tidak mengalir. Dini hari itu juga, dengan mata setengah terpejam, kucabut steker (colokan listrik) pompa dan toren (tangki) air. Sialnya, air yang kemarin ditampung sampai berember-ember sudah terpakai dan tinggal tersisa 1 ember berukuran sedang. Terpaksa pagi-pagi ngetok-ngetok rumah tetangga sebelah untuk minta air. Please deh!, selain ganggu kebiasaanku bangun siang setiap weekend atau libur, ini juga ganggu bobo' cantik orang lain.
Tukang yang pasang pompa kupanggil lagi, dia bilang kerusakannya di mesin jet yang di bawah tanah, harus diganti dengan mesin jet baru yang ada di 1 set pompa yang kemarin dibeli, ongkosnya Rp. 350.000.
"Loh kok gak sekalian diperiksa waktu pasang pompa kemarin?, kalau begini kan double ongkos."
"Kemarin gak ada tanda-tanda mesin jetnya rusak, Mbak!. Lagian kemarin atau sekarang ya tetap ada ongkosnya, sama 350.000 juga," kilah si tukang pompa.
OK!, daripada berdebat panjang lebar, lebih baik perbaiki pompanya. Setelah pompa selesai diperbaiki, air kembali mengalir, sebelum pulang si tukang pompa kasih 'pesan sponsor'. "Kaya'nya sumurnya bermasalah tuh, Mbak. Harus didalemin lagi. Ongkosnya 6.000.000, air jadi lebih banyak, gak keruh, bisa langsung diminum. Kalo sama saya yaaa...5.000.000 aja deh buat Mbak, harga special."
Perasaanku langsung gak enak, hidungku ini seperti langsung mencium gelagat jahat dari si tukang pompa. Benar saja, besoknya, pas mau wudhu untuk sholat subuh, lagi-lagi air tidak mengalir. Saking geramnya, aku langsung kontak toko tempat membeli pompa. Setelah konfirmasi dengan Cik penjual pompa, barulah diketahui bahwa dugaanku benar, tukang pompa melakukan kecurangan.
Mesin jet seharusnya diperiksa saat pemasangan pompa baru, biar kalau rusak sekalian bisa langsung diganti. Ongkos servis dan ganti mesin jet juga hanya Rp. 200.000, bukan Rp. 350.000. Cik penjual pompa heran kenapa pas pompa mati (lagi) kok langsung kontak tukang pompa, seharusnya kontak ke toko dulu, toh masih ada garansi toko, jadi seharusnya gratis. Untunglah Cik tipe pedagang yang enggan mengecewakan pelanggan, dipanggilnya tukang servis penipu itu, disuruh membetulkan pompa di bawah pengawasannya, jadi dia gak berani tipu-tipu lagi.
So, air merupakan hal vital dalam kehidupan, pompa mati dan air tidak mengalir sehari saja pasti terasa susahnya. Tidak semua tukang servis pompa senang getok dan tipu-tipu, tapi alangkah baiknya kalau kita tetap selektif memilih. Bisa jadi tokonya (owner) tidak bermasalah tapi tukang servisnya yang cari masalah, dalam kasus saya ini kebetulan tukang servisnya bukan pegawai tetap di toko tersebut, hanya tukang servis lepas yang diajak kerja sama dengan sistem bagi hasil. Seharusnya sih sempatkan waktu untuk searching tentang masalah-masalah pompa air, supaya nyambung dan gak bego-bego banget pas ngomong sama tukang pompa. Andai tidak berselang lama setelah pemasangan atau servis ternyata barang rusak lagi, lebih aman kontak tokonya saja.
Eiiits!, cerita belum selesai, he..he..he.... Jam 02.00 dini hari, pompa bermasalah lagi, pompa berbunyi keras dan air tidak mengalir. Dini hari itu juga, dengan mata setengah terpejam, kucabut steker (colokan listrik) pompa dan toren (tangki) air. Sialnya, air yang kemarin ditampung sampai berember-ember sudah terpakai dan tinggal tersisa 1 ember berukuran sedang. Terpaksa pagi-pagi ngetok-ngetok rumah tetangga sebelah untuk minta air. Please deh!, selain ganggu kebiasaanku bangun siang setiap weekend atau libur, ini juga ganggu bobo' cantik orang lain.
Tukang yang pasang pompa kupanggil lagi, dia bilang kerusakannya di mesin jet yang di bawah tanah, harus diganti dengan mesin jet baru yang ada di 1 set pompa yang kemarin dibeli, ongkosnya Rp. 350.000.
"Loh kok gak sekalian diperiksa waktu pasang pompa kemarin?, kalau begini kan double ongkos."
"Kemarin gak ada tanda-tanda mesin jetnya rusak, Mbak!. Lagian kemarin atau sekarang ya tetap ada ongkosnya, sama 350.000 juga," kilah si tukang pompa.
OK!, daripada berdebat panjang lebar, lebih baik perbaiki pompanya. Setelah pompa selesai diperbaiki, air kembali mengalir, sebelum pulang si tukang pompa kasih 'pesan sponsor'. "Kaya'nya sumurnya bermasalah tuh, Mbak. Harus didalemin lagi. Ongkosnya 6.000.000, air jadi lebih banyak, gak keruh, bisa langsung diminum. Kalo sama saya yaaa...5.000.000 aja deh buat Mbak, harga special."
Perasaanku langsung gak enak, hidungku ini seperti langsung mencium gelagat jahat dari si tukang pompa. Benar saja, besoknya, pas mau wudhu untuk sholat subuh, lagi-lagi air tidak mengalir. Saking geramnya, aku langsung kontak toko tempat membeli pompa. Setelah konfirmasi dengan Cik penjual pompa, barulah diketahui bahwa dugaanku benar, tukang pompa melakukan kecurangan.
Mesin jet seharusnya diperiksa saat pemasangan pompa baru, biar kalau rusak sekalian bisa langsung diganti. Ongkos servis dan ganti mesin jet juga hanya Rp. 200.000, bukan Rp. 350.000. Cik penjual pompa heran kenapa pas pompa mati (lagi) kok langsung kontak tukang pompa, seharusnya kontak ke toko dulu, toh masih ada garansi toko, jadi seharusnya gratis. Untunglah Cik tipe pedagang yang enggan mengecewakan pelanggan, dipanggilnya tukang servis penipu itu, disuruh membetulkan pompa di bawah pengawasannya, jadi dia gak berani tipu-tipu lagi.
So, air merupakan hal vital dalam kehidupan, pompa mati dan air tidak mengalir sehari saja pasti terasa susahnya. Tidak semua tukang servis pompa senang getok dan tipu-tipu, tapi alangkah baiknya kalau kita tetap selektif memilih. Bisa jadi tokonya (owner) tidak bermasalah tapi tukang servisnya yang cari masalah, dalam kasus saya ini kebetulan tukang servisnya bukan pegawai tetap di toko tersebut, hanya tukang servis lepas yang diajak kerja sama dengan sistem bagi hasil. Seharusnya sih sempatkan waktu untuk searching tentang masalah-masalah pompa air, supaya nyambung dan gak bego-bego banget pas ngomong sama tukang pompa. Andai tidak berselang lama setelah pemasangan atau servis ternyata barang rusak lagi, lebih aman kontak tokonya saja.
kadang emang klo lgi terdesak kita langsung maen bayar2 aja berapapun yg diminta asal air jalan lagi,pernah sy juga dlu ngalamin hal serupa,thx ya udh berbagi disini,salam kenal mak...:)
BalasHapusSalam kenal Mak :-D
Hapusiya Mak sama-sama, terima kasih udah baca tulisan saya