Jumat, 11 April 2014

Tolooong! Amygdala-ku Dibajak...

Ada yang ngerti apa itu pembajakan amygdala (amygdala hijacking)?. Amygdala itu apa ya?, sejenis makanan atau tipe gadget terbaru ya?. Sebagian orang mungkin sudah familiar dengan amygdala, tapi sebagian orang lainnya mungkin baru pertama kali mengenal amygdala saat membaca tulisan saya ini. Saya pun belum lama mengenal amygdala, dikenalkan oleh Pak Anthony Dio Martin pada suatu hari di daerah Puncak.

Amygdala merupakan bagian otak yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan memori yang terkait dengan emosi. Memori yang disimpan di amygdala awalnya berupa informasi (bisa berupa pengalaman, wawasan, pengetahuan) yang masuk melalui panca indera dan dimaknai dengan emosi, misalnya rasa takut, marah, curiga, dan lain sebagainya. Saat kita mengalami (melihat, mendengar, mencium, merasa, atau meraba) suatu hal, maka hal tersebut menjadi sebuah informasi yang ditangkap oleh panca indera kemudian dialirkan ke 2 jalur, yang pertama ke thalamus lalu lanjut ke neo cortex, yang kedua ke amygdala. Informasi dari thalamus ke amygdala dapat bergerak dalam satuan 12/1000 detik, lebih cepat dari sekali bernapas, sehingga amygdala mampu merespon secepat kilat meskipun neo cortex belum menerima dan mengenali keseluruhan informasi yang mengalir dari thalamus.

Ada kalanya kita mengalami hal yang memicu memori dan emosi tertentu, saat kita lekas ambil tindakan, itu berarti amygdala sedang bekerja. Orang awam menyebutnya reflek. Misalnya, pedagang kaki lima (PKL) yang sedang berjualan di trotoar, kemudian mendengar sirine atau melihat mobil Sat Pol PP melintas di kejauhan, para PKL langsung bubar dan lari tunggang langgang karena takut dirazia Sat Pol PP, takut gerobaknya disita dan tidak bisa jualan lagi.

Amygdala dikaruniakan Tuhan kepada makhlukNya sebagai alat pendorong untuk sigap bertindak dan merespon suatu kejadian, jika kejadian tersebut berbahaya maka dapat segera melakukan tindakan untuk melindungi diri. Pada dasarnya, respon sigap dari amygdala berdampak positif, namun yang namanya pembajakan biasanya berdampak negatif.

Amygdala Hijacking di Suatu Pagi

Tadi pagi, baru saja saya jadi korban amygdala hijacking, tapi syukurnya dalam taraf sangat ringan, kerugiannya pun sangat kecil. Sehabis mandi pagi, akan berpakaian dan siap berangkat kerja, tiba-tiba saya melihat celana tidur yang biasa saya pakai tergeletak di atas tumpukan pakaian-pakaian bekas. Pakaian-pakaian itu biasanya akan dipensiunkan, entah dijadikan serbet karena sudah sobek dan lusuh atau akan disumbangkan karena sudah kekecilan.

Rasa kesal langsung menjalar ke dada, celana itu paling enak dipakai, bahannya empuk, adem, dan nyaman walaupun ada sedikit sobek. Pagi itu memang saya sedang uring-uringan, bangun kesiangan gara-gara badan pegal-pegal, kepikiran kerjaan dan kemacetan yang harus saya hadapi, biasanya kalau berangkat agak siang 10 menit saja kondisi jalan sudah berbeda, lebih macet.

"Apa-apaan ini?!, sekalian aja gue cabik-cabik, biar gak jadi disumbangin, gak bisa dijadiin serbet juga," kataku sambil merobek-robek celana.

Setelah celana tercabik-cabik, sedikit rasa puas menyeruak dari hati, dan ibuku bertanya penuh heran. "Kok celananya disobek-sobek?."

"Ini celanaku masih bagus, cuma sobek sedikit aja, kok udah ditumpuk di sini?!," aku nyolot, nada suaraku tinngi.

"Itu mau dijahit, tadi ditaruh sebentar di situ soalnya mau ambil benang sama jarum dulu."

Waduh!, nyesel campur malu. Celana itu akhirnya bener-bener gak bisa disumbangin, gak bisa dijadiin serbet, dan gak bisa dipake lagi. Hiks!.... Ternyata yang bisa dibajak bukan cuma pesawat, FB, Twitter, atau BB, tapi amygdala (otak) juga bisa dibajak. So, jaga baik-baik si amygdala, selektiflah terhadap informasi yang ditangkap panca indera.

Oh ya!, tips dari Pak Anthony Dio Martin untuk menghindari amygdala hijacking, berilah jeda selama 6 detik dari waktu kita mengalami sebuah kejadian dengan waktu kita mengambil tindakan. Ya!, 6 detik, hanya 6 detik, tak perlu 6 menit, 6 jam, apalagi 6 hari. Cukup 6 detik yang menyelamatkan dari tindakan merugikan berujung penyesalan.

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar