Selasa, 22 Oktober 2013

Passion, Konsistensi, dan Kegigihan*



Sering iri lihat teman-teman yang kerjanya berdasarkan passion, kelihatannya enjoy banget. Contohnya, teman saya yang hobi fotografi sejak SMP sekarang berprofesi sebagai fotografer, setiap kerja wajahnya selalu bahagia karena melakukan apa yang dia sukai.

Sering iri juga lihat teman-teman yang jadi wirausahawan, jam kerjanya fleksibel. Di saat orang-orang, termasuk saya, dikejar-kejar waktu dan berdesak-desakan di bis setiap berangkat dan pulang kerja, rutin dari Senin sampai Jum'at, teman-teman wirausahawan leluasa menentukan waktu bekerja mereka.

Tak terasa tantangan ngeblog 30 hari nonstop sudah memasuki hari ke-22, artinya sudah 3 minggu terakhir ini saya mencoba menjadi seorang penulis, profesi yang katanya santai, bekerja tanpa batas ruang dan waktu. Kebetulan saya sangat suka menulis. Sudah hampir sebulan ini, saya juga mulai berani mencoba menjadi seorang wirausahawan.

Di awal-awal, saya merasa sangat bersemangat, tapi di pertengahan saya sempat mengalami penurunan semangat. Setiap hari harus punya ide untuk membuat tulisan, harus punya waktu khusus untuk menulis, setiap posting pasti harus bersabar menghadapi koneksi internet, deg-degan saat kepepet deadline (hampir jam 24.00 tapi belum berhasil posting) berulang kali terjadi, sudah posting dan berharap tulisan terpilih menjadi headline taapiii...sampai saat ini belum ada satupun tulisan saya yang terpilih menjadi headline.

Beberapa hari yang lalu, sempat nongkrong bareng teman saya yang jadi fotografer dan yang punya usaha sablon kaos. Di sinilah kita baru sempat ngobrol mendalam soal bekerja sesuai passion dan berwirausaha. Sebenarnya kita hanya bertukar cerita tentang profesi masing-masing, namun saya merasa mendapat petuah dari mereka berdua.

Bekerja sesuai passion, siapapun bisa. Tinggal kenali dan tentukan apa passion kita, kemudian mulailah!. Semua nampak menyenangkan, tapi passion saja belum cukup untuk meraih sukses, konsistensi dan kegigihan sangat dibutuhkan. Bukan tak mungkin dalam pekerjaan yang sesuai passion tersebut kita harus menghadapi rintangan, di saat inilah konsistensi dan kegigihan berperan penting.

Lain lagi dengan petuah dari teman yang jadi wirausahawan. Menurutnya, berwirausaha itu bagaikan menjadi petani, menanam hari ini dan panen berbulan-bulan kemudian, itupun dengan syarat jika kita rajin dan pintar merawat padi-padi kita, termasuk menjaganya dari serangan hama. Layaknya petani sungguhan, wirausahawan juga dihadapkan pada risiko gagal panen dan mengalami paceklik.

Apa yang saya dapat dari pengalaman selama 3 minggu menjadi penulis?, mungkin belum banyak, tapi saya memahami bahwa menjadi penulis tidak sesantai yang dibayangkan. Lomba ngeblog 30 hari nonstop ini mengajarkan saya untuk disiplin dalam menulis, rajin menulis, fokus dan konsisten menulis. Mampu menulis tanpa batasan ruang dan waktu itu juga butuh latihan, penulis profesional tidak bekerja suka-suka.

Saya beruntung ngobrol-ngobrol sama mereka, beruntung juga karena ikut lomba 30 hari nonstop ngeblog.

*tulisan ini pernah diposting di http://iamintannisa.blogdetik.com/ , lomba 30 Hari Non Stop Ngeblog

- See more at: http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/10/cara-memasang-banner-di-bawah-posting.html#sthash.TrMBEyDs.dpuf

4 komentar:

  1. tulisan ini memuat kisah yang menginspirasi :)

    salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mas Jarwadi. Senang bisa berbagi kebaikan lewat tulisan :-D

      Hapus
  2. wah keren juga artikelnya mbak..
    selumnya saya membaca passion di blog mas jarwadi, sekarang lagi baca artikl di blog curhat cerdas..
    sangat menginspirasi ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mas Sutopo. Mudah-mudahan kita bisa sering-sering berbagi inspirasi ya, Mas.

      Hapus